Menjadi Follower atau Market Leader, Harus Siap..

Menjadi Follower atau Market Leader, Harus Siap

Menjadi market leader ataupun follower merupakan siklus hidup produk dalam persaingan usaha. Kadang suatu produk menjadi market leader, namun apabila tersaingi akan menjadi follower.
Hal ini terjadi dalam semua jenis produk. Apalagi dalam persaingan usaha yang sangat berat seperti persaingan extra joss dengan Kuku Bima Energi. Menurut salah seorang pedagang dari hasil survei ke pasar becek di Jabodetabek, ia meyakini, Kuku Bima tampil lebih kinclong ketimbang Extra Joss.

Ia tidak tahu persis berapa jumlah transaksinya, hanya di lapangan terlihat jelas kini lebih banyak warung yang memajang Kuku Bima ketimbang Extra Joss. Saya percaya, bahwa Kuku Bima bisa menyamai Extra Joss, ungkapnya dalam pembicaraan di sebuah seminar di Jakarta.
Memang, jika berkaca pada hasil riset, BT boleh sedikit tenang. Pasalnya, hampir semua temuan lebih berpihak pada Extra Joss. Ambil contoh temuan The Indonesia Best Brand Survey yang digelar MARS beberapa waktu lalu: brand value Extra Joss unggul mutlak atas Kuku Bima Energi. Temuan yang sama juga didapatkan pada survei kepuasan pelanggan yang digelar Frontier. Bahkan, dalam survei ini, Kuku Bima Energi sama sekali tak masuk daftar karena tidak dapat memenuhi kuota 30 responden.

Untuk market size minuman berenergi, Andrew (Extra Joss) menuturkan, nilainya kira-kira mencapai Rp 2 triliun (tahun 2006). Untuk serve, artinya tiap orang mengonsumsi tanpa membedakan kategori dan harga, Extra Joss menguasai hampir 50% pasar (dari 100%). Diikuti Hemaviton dengan 20% lebih, Kratingdaeng 10% lebih, Kuku Bima 10% lebih, dan sisanya pemain lain yang kecil-kecil.
Selain itu, Extra Joss juga unggul dalam hal distribusi. Temuan AC Nielsen menunjukkan, dari 100% toko di Indonesia, 87% menjual minuman energi. Dari 87% toko tersebut, lebih dari 80% di antaranya menjual Extra Joss.
Saat ini distribusi Extra Joss masih lebih besar ketimbang Kuku Bima Energi. Namun, Kuku Bima Energi memiliki channel khusus yang tidak dimiliki Extra Joss, yaitu para pedagang jamu. Menurutnya, tak kurang dari 100 ribu pedagang jamu (baik yang menetap maupun keliling) turut membantu distribusi Kuku Bima Energi.

Perputaran uang di bisnis ini tergolong sangat besar, yaitu Rp 2-2,5 triliun/tahun (gabungan cair dengan serbuk). Tak mengherankan, begitu banyak pemain yang mau mencoba peruntungannya di bisnis ini. Ini menjadi kendala yang sangat besar bagi pemain baru yang masuk di kategori ini.
Menurut Irwan Hidayat, Kuku Bima Energi dapat diterima pasar karena produk ini menggunakan merek yang sudah dikenal konsumen. Irwan menilai, selain sudah sangat dikenal masyarakat, merek Kuku Bima juga sudah cukup dipercaya konsumen. Maka, ia pun tak ragu mengekstensifikasi merek ketika meluncurkan produk minuman energi pada 2003.

Selain faktor merek, hal yang turut membuat Kuku Bima Energi dapat cepat menerobos pasar adalah keberaniannya berinovasi. Irwan mengatakan, sebelumnya seolah-olah ada pakem bahwa produk minuman energi harus kuning dengan rasa yang agak asam. SM melakukan inovasi dengan Kuku Bima Energi dengan banyak varian warna.

Inovasi tersebut ternyata mendapat respons pasar yang sangat baik. SM pun semakin giat berinovasi dengan menambahkan varian rasa baru pada produknya. Hingga kini Kuku Bima Energi telah memiliki 6 varian rasa: orisinal, anggur, jeruk, kopi, jambu, kopi, dan teh. Dua yang disebut belakangan baru diluncurkan pada 2007.
Keberhasilan SM dalam meluncurkan varian rasa akhirnya direspons BT sang market leader.

Dalam kasus diatas sang market leader yaitu Extra Joss dipaksa menjadi follower dengan adanya dominasi Kuku Bima Energi yang semakin besar.
Menjadi follower untuk menjadi market leader ini terjadi juga dalam industri otomotif. Kijang Innova saat ini mulai terusik oleh kehadiran Nisan Livina sang follower. Yamaha Mio sebagai motor matic yang pertama mulai dikejar oleh Honda Vario.

Keberhasilan menjadi follower atau market leader tergantung dari cara mengkomunikasikan produk kita, sehingga menjadi follower, kenapa tidak? (dari beberapa sumber)

http://news.primeaccesscard.com/marketing-inspiring/menjadi-follower-atau-market-leader-harus-siap.html#more-37

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *